- Home>
- Pendidikan >
- Belajar
Posted by : Unknown
May 07, 2013
Dalam kehidupan sehari – hari, kata “belajar”
sudah tidak asing lagi bagi pendengaran kita, dan banyak orang yang sering
menggunakan kata tersebut dalam pembicaraannya, terutama biasanya dihubungkan
dengan aktivitas di Sekolah. Tapi apakah kita tahu apa sebenarnya makna belajar
itu? Berikut ini ada pengertian belajar dan hakikat belajar itu sendiri seperti
apa.
Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar, anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu, anak yang tadinya tidak terampil
menjadi terampil.
Belajar, pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, dalam Tim
Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran: 119).
Sejalan dengan konsep diatas, Cronbach (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran : 119) menyatakan “Learning may be defined as the process by
which a relatively enduring change in behaviour occurs as a result of
experience or practice”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa indikator
belajar ditentukan oleh perubahan dalam tingkah laku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan.
Belajar menurut Gagne (1984, Dalam Ratna Wilis
Dahar : 11), adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman.
Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan
beberapa hal yang menyangkut pengertian belajar sebagai berikut:
- Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.
- Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen.
- Hasil belajar ditunjukkan dengan aktivitas – aktivitas tingkah laku secara keseluruhan.
- Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar, antara lain aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.
Jika melihat pengertian belajar yang dikemukakan
oleh Gagne, terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu: proses, perubahan
perilaku, dan pengalaman.
- Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
Seorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran
dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan
oleh orang yang bersangkutan sendiri. Guru tidak dapat melihat aktivitas
pikiran dan perasaan siswa. Guru melihat dari kegiatan siswa sebagai akibat
adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa, sebagai contoh : siswa bertanya,
menanggapi, menjawab pertanyaan guru, diskusi, memecahkan permasalahan,
melaporkan hasil kerja, membuat rangkuman, dan sebagainya. Itu semua adalah
gejala yang nampak dari aktivitas mental dan emosional siswa.
Bagaimana bila siswa hanya duduk saja pada saat guru menjelaskan? Apakah dapat
dikategorikan sebagai belajar? Jawabannya adalah apabila siswa tersebut duduk
sambil menyimak penjelasan guru, maka dapat dikategorikan sebagai belajar. Tetapi
apabila siswa hanya duduk sambil pikiran dan perasaannya melayang – layang atau
melamun diluar pelajaran yang dijelaskan guru, maka siswa tersebut tidak sedang
belajar, tapi sedang melamun.
Perlu dicatat bahwa belajar tidak hanya dengan mendengarkan penjelasan dari
guru saja (tidak harus selalu ada yang mengajar), karena belajar dapat
dilakukan siswa dengan berbagai macam cara dan kegiatan, asal terjadi interaksi
antara individu dengan lingkungannya. Misalnya dengan megamati demonstrasi guru,
mencoba sendiri, mendiskusikan dengan teman, melakukan eksperimen, memecahkan
persoalan, mengerjakan soal, membaca sendiri dan sebagainya. Belajar hendaknya
melakukan aktivitas mental pada kadar yang tinggi. Belajar adalah suatu proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
dia masih bayi hingga ke liang lahat (Arief Sadiman dalam Tim Pengembang MKDP
Kurikulum dan Pembelajaran : 117).
- Perubahan perilaku
Hasil belajar akan nampak pada perubahan perilaku individu yang belajar.
Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat
kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan keterampilannya bertambah, selain itu,
penguasaan nilai – nilai dan sikapnya bertambah pula.
Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil
belajar. Perubahan perilaku karena faktor kematangan, karena lupa, karena minum
minuman keras bukan termasuk sebagai hasil belajar, karena bukan perubahan dari
hasil pengalaman (berinteraksi dengan lingkungan), dan tidak terjadi proses
mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan dalam beraktivitas.
Perubahan perilaku sebagai hasil dari belajar
diklasifikasikan menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
- Domain kognitif meliputi perilaku daya cipta, yaitu berkaitan dengan kemampuan intelektual manusia, antara lain kemampuan mengingat (knowledge), memahami (comprehension), menerapkan (application), menganalisis (analysis), mensintesis (synthesis), dan mengevaluasi (evaluation).
- Domain afektif berkaitan dengan perilaku daya rasa atau emosional manusia, yaitu kemampuan menguasai nilai – nilai yang dapat membentuk sikap seseorang.
- Domain psikomotorik berkaitan dengan perilaku dalam bentuk keterampilan – keterampilan motorik (gerak fisik).
Pada pembelajaran, perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang ingin dicapai
ini dapat dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran atau rumusan kompetensi
yang ingin dicapai dengan segala indikatornya. Contoh rumusan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran: “siswa dapat
mengubah pecahan biasa ke dalam bentuk pecahan desimal dan mengurutkannya” kata
dapat mengubah merupakan perilaku hasil belajar yang akan dapat dicapai
dalam pembelajaran.
- Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti bahwa belajar terjadi karena individu
berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Lingkungan fisik adalah lingkungan disekitar individu baik dalam bentu
alam sekitar (natural) maupun dalam bentuk hasil ciptaan manusia (cultural).
Macam – macam lingkungan fisik yang bersifat natural antara lain pantai, hutan,
sungai, udara, air dan sebagainya. Bersifat cultural adalah buku, media
pembelajaran, gedung sekolah, perabot sekolah dan sebagainya. Adapun lingkungan
sosial siswa diantaranya guru, orang tua, pustakawan, pemuka masyarakat, kepala
sekolah dan sebagainya. Lingkunan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang
merangsang dan menantang siswa untuk belajar. Guru yang mengajar tanpa
menggunakan alat peraga tentu kurang merangsang / menantang siswa untuk
belajar. Semua lingkungan yang diperlukan untuk belajar siswa ini yang didesain
secara integral akan menjadi bahan belajar dan pembelajaran yang efektif.
Belajar dapat dilakukan melalui pengalaman langsung maupun pengalaman tidak
langsung. Siswa yang melakukan eksperimen adalah contoh belajar dengan
pengalaman langsung. Sedangkan siswa yang belajar dengan mendengarkan
penjelasan guru atau membaca buku adalah contoh belajar melalui pengalaman
tidak langsung.