Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan
pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum didalam pendidikan dan dalam perkembangan
kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara
sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat,
yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Landasan kurikulum pada
hakikatnya merupakan faktor – faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau
merencanakan suatu kurikulum lembaga pendidikan, baik lembaga berupa sekolah
maupun lembaga non sekolah.
Ada beberapa landasan utama
dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu landasan filosofis, landasan
psikologis, landasan sosial budaya, serta perkembangan ilmu dan teknologi.
Pada bagian ini akan dibahas secara singkat
landasan-landasan tersebut.
- Landasan Filosofis
Pendidikan berintikan interaksi antar manusia,
terutama antar pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam
interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta bagaimana interaksi
tersebut berlangsung. Apakah yang menjadi tujuan pendiidkan, siapa pendidik dan
terdidik, apa isi pendidikan dan bagaimana proses interaksi pendidikan tersebut
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang mendasar, yang
esensial, yaitu jawaban-jawaban filosofis.
Istilah filsafat berasal dari dua kata yunani,
yaitu philein yang berarti cinta dan sophia, yang berarti kebijaksanaan. Jadi,
secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Falsafah atau pandangan
hidup adalah sistem nilai dan berbagai norma yang disetujui, baik oleh individu
maupun masyarakat suatu bangsa. Dari falsafah pendidikan, diperoleh gambaran
ideal manusia yang dicita-citakan oleh masyarakat dalam bangsa yang bersangkutan.
Landasan filosofis merupakan asumsi-asumsi
tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan dan hakikat
nilai yang menjadi titik tolak mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi
filosofis tersebut berimplikasi pada perumusan tujuan pendidikan, pengembangan
isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta
didik dan peranan pendidik.
- Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan aumsi-asumsi yang
bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. psikologi perkembangan mempelajari proses
dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan,
sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam
situasi belajar.
Psikologi belajar mengetengahkan beberapa teori
belajar yang masing-masing menelaah proses mental dan intelektual perbuatan
belajar tersebut. Kurikulum yang dikembangkan hendaknya selaras dengan proses
belajar yang dilakukan oleh siswa. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai
pengaruh besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif,
bahavioristik dan humanistik.
- Landasan Sosial Budaya
Landasan sosial budaya merupakan asumsi-asumsi
yang bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Karakteristik sosial budaya dimana peserta didik hidup
berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan.
Kebudayaan bukan hanya berupa material belaka,
melainkan juga berupa sikap mental, cara berpikir dan kebiasaan hidup.
Kebudayaan mencakup berbagai dimensi, diantaranya keluarga, pendidikan,
politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan rekreasi. Semua dimensi tersebut hendaknya
dipertimbangkan dalam proses pengembangan kurikulum
- Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
No comments:
Post a Comment