sumber: officeforward.com |
A. Sifat Fisika
Sifat Fisika
|
tembaga (Cu)
|
perak (Ag)
|
emas (Au)
|
wujud
|
padat
|
padat
|
padat
|
massa jenis
|
8.94 g·cm−3
|
10.49 g·cm−3
|
19.30 g·cm−3
|
titik lebur
|
1084.62 °C
|
961.78 °C
|
1064.18 °C
|
titik didih
|
2562 °C
|
2162 °C
|
2856 °C
|
kalor peleburan
|
13.26 kJ·mol−1
|
11.28 kJ·mol−1
|
12.55 kJ·mol−1
|
kalor penguapan
|
300.4 kJ·mol−1
|
250.58 kJ·mol−1
|
324 kJ·mol−1
|
kapasitas kalor
|
24.440 J·mol−1·K−1
|
25.350 J·mol−1·K−1
|
25.418 J·mol−1·K−1
|
Sifat Kimia
|
tembaga (Cu)
|
perak (Ag)
|
emas (Au)
|
bilangan oksidasi
|
+1, +2, +3, +4
|
1,2,3
|
5, 4, 3, 2, 1, −1,
−2
|
elektronegativitas
|
1.90 (skala Pauling)
|
1.93 (skala Pauling)
|
2.54 (skala Pauling)
|
energi ionisasi 1
|
745.5 kJ·mol−1
|
731.0 kJ·mol−1
|
890.1 kJ·mol−1
|
energi ionisasi 2
|
1957.9 kJ·mol−1
|
2070 kJ·mol−1
|
1980 kJ·mol−1
|
energi ionisasi 3
|
3555 kJ·mol−1
|
3361 kJ·mol−1
|
-
|
jari-jari atom
|
128 pm
|
144 pm
|
144 pm
|
jari-jari kovalen
|
132±4 pm
|
145±5 pm
|
136±6 pm
|
jari-jari van der waals
|
140 pm
|
172 pm
|
166 pm
|
Tembaga
1.
Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif
sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga
ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga
karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2.
Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300
°C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk
tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
3.
Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan
asam-asam nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4
encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan
membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks
CuCl2¯(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah
produk.
Asam sulfat pekatpun dapat menyerang tembaga,
Asam sulfat pekatpun dapat menyerang tembaga,
4.
Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga,
5.
Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut
dalam amonia oleh adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari
kompleks Cu(NH3)4+.
6.
Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan
halogen. Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II)
sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus
klor yang menghasilkan tembaga(II) klorida.
Perak
1.
Salah satu sifat perak adalah sangat tidak reaktif dan
merupakan logam mulia
2.
Udara yang mengandung H2S
4Ag +2H2S + O2 →
2H2O + 2Ag2S
3.
Bereaksi dengan halogen
2Ag + Cl2 → 2AgCl (dalam
keadaan panas)
2Ag + Br2 → 2AgBr (dalam keadaan panas)
4. Bereaksi
dengan belerang
2Ag + S → Ag2S
5. Bereaksi dengan
beberapa asam
2Ag + H2SO4 (p) → Ag2SO4
+ SO2 + 2H2O
3Ag + 4HNO3 (e) → 3AgNO3 + 2H2O
+ 2NO
Ag + 2HNO3 (p) → AgNO3 + H2O +
NO2
2Ag + 2HCl → 2AgCl + H2 + 171 Kkal
6. Bereaksi dengan Alkali Sianida
4Ag
+ 8NaCN + 2H2O + O2 → 4Na [Ag(CN)2] + 4NaOH
Emas
1.
Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg
(air raksa).
2.
Emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan
sedikit chalcophile (suka akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak
berikatan dengan mineral-mineral besi atau stabil pada penyangga besi
(magnetit/hematit)
No comments:
Post a Comment