Pengertian
Model Pembelajaran TSTS
Model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two
Stray (TSTS). Pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray
(TSTS) merupakan pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Lie, 2010),
dimana struktur ini merancang sebuah pembelajaran kelompok dengan cara siswa
bekerja sama dalam kelompok belajar yang heterogen yang masing – masing
kelompok terdiri dari empat orang dan bertujuan untuk mengembangkan potensi
diri, bertanggung jawab terhadap persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif teknik TSTS siswa akan terlibat aktif semuanya dalam
proses pembelajaran, baik sebagai tamu maupun sebagai penerima tamu. Menurut
Richardson dalam Irianti (2006) keterlibatan siswa secara aktif adalah learning
by doing. Siswa harus ikut berbuat sesuatu untuk memperoleh ilmu yang
mereka
cari.
Tahapan-tahapan dalam Model Pembelajaran
TSTS
Pembelajaran
kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut.
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang
dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain
pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus
heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku.
2. Presentasi Guru
Pada tahap ini guru menyampaikan
indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat.
3. Kegiatan Kelompok
Pada kegiatan ini pembelajaran
menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh
tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang
berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan
klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu
mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing
kelompok menyelesai-kan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara
mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan
kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal
dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu.
Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan
kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan
dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
4. Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan
kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk
formal.
5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Pada tahap evaluasi ini untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah
diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS.
Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil
pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian
penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
Langkah-langkah Model Pembelajaran TSTS
Adapun langkah-langkah
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
seperti yang diungkapkan, antara lain:
1. Guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari
empat siswa.
Kelompok yang
dibentuk pun merupakan kelompok heterogen seperti pada pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray yang bertujuan untuk memberikan kesempatan
pada siswa untuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling
mendukung.
2. Guru
memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama
dengan anggota kelompoknya masing-masing.
3. Siswa
bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang.
Hal ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses berpikir.
4. Setelah
selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk
bertamu ke kelompok lain.
Struktur Two
Stay Two Stray yang dimaksud tampak seperti pada gambar berikut ini:
Struktur
Two Stay Two Stray
5. Dua
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka.
6. Tamu
mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain.
7. Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
8. Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
Terdapat beberapa kendala yang
biasanya selalu muncul dalam penerapan metode pembelajaran TS-TS ini
berdasarkan pengalaman saya di lapangan, adalah sebagai berikut:
a. Alokasi
waktu. Penerapan metode TS-TS membutuhkan banyak waktu dalam
pelaksanaannya dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Dimulai
dari persiapan pembagian kelompok, diskusi dan presentasi siswa. Guru harus
benar-benar bisa mengelola alokasi waktu pembelajaran dengan baik sehingga,
pembelajaran tidak sia-sia dan materi ajar tersampaikan.
Solusi:
Bila tidak memungkinkan semua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
mereka di depan kelas, cukup beberapa kelompok (2-3 kelompok) saja yang
mempresentasikannya, atau tergantung sisa waktu yang tersedia. Hasil kerja sisa
kelompok yang lain bisa dikumpulkan sebagai tugas dan mendapat giliran tampil
di pertemuan selanjutnya.
b. Pelaksanaan
pada saat bertamu. Guru harus benar-benar menerangkan kepada
siswa mengenai maksud dan tujuan dari bertamu. Siswa terkadang masih
kebingungan untuk saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Karena tujuan
dari berbagi informasi disini bukan untuk mencontek hasil jawaban dari kelompok
lain.
Solusi:
Setiap kelompok sebaiknya diberi materi yang berbeda. Sehingga
benar-benar terjadi pertukaran informasi yang bukan sekedar mencontek jawaban
dalam kegiatan diskusi. Hal ini juga berguna untuk mengatasi masalah alokasi waktu
tadi, agar tujuan pembelajaran cepat tercapai oelh siswa.
c. Pembagian
kelompok. Pembagian kelompok sangat berpengaruh dalam
suatu diskusi agar tidak tumpang tindih antara siswa kelompok tinggi dan siswa
kelompok rendah. Kelompok siswa sebaiknya dibentuk secara heterogen, misalnya
satu kelompok terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan
sedang, dan 1 siswa berkemampuan rendah).
Penghargaan
Model Pembelajaran TSTS
Tujuan penghargaan ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah
diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray
serta pemberian apresiasi atas kerja yang telah dilakukan selama pembelajaran.
Format tahap ini yaitu masing-masing siswa diberi kuis berisi
pertanyaan-pertayaan dari hasil pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray,
yang dilanjutkan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan
skor rata-rata tertinggi.
Kelebihan Model Pembelajaran TSTS
Suatu
model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan
dari model TSTS adalah sebagai berikut.
a. Dapat diterapkan pada semua
kelas/tingkatan
b. Kecenderungan belajar siswa menjadi
lebih bermakna
c. Lebih berorientasi pada keaktifan.
d. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan
pendapatnya
e. Menambah kekompakan dan rasa percaya
diri siswa.
f. Kemampuan berbicara siswa dapat
ditingkatkan.
g. Membantu meningkatkan minat dan
prestasi belajar
Kelemahan Model Pembelajaran TSTS
Adapun
kekurangan dari model TSTS adalah:
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Siswa cenderung tidak mau belajar
dalam kelompok
c. Bagi guru, membutuhkan banyak
persiapan (materi, dana dan tenaga)
d.
Guru
cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Kesimpulan Model Pembelajaran TSTS
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model TSTS adalah siswa lebih
aktif dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Kekurangan model pembelajaran TSTS adalah teknik ini membutuhkan persiapan yang
matang karena proses belajar mengajar dengan model TSTS membutuhkan waktu yang
lama dan pengelolaan kelas yang optimal. Selain itu berdasarkan hasil
pembahasan di atas, dapat disarankan bahwa dalam menerapkan model Two Stay Two
Stray hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. Bagi
guru selanjutnya disarankan agar tidak hanya menilai hasil belajar tapi juga
menilai segala aktivitas atau keaktifan setiap siswa dalam melaksanakan
langkah-langkah model ini.
Bisa minta referensi buku yang menjelaskan metode TS-TS?
ReplyDeleteRencana skripsi saya menggunakan metode tersebut.
Terimakasih.
Hahaha...
ReplyDeletePas banget nih ada yang udah praktekin TSTS dan menjabarkan solusi dari permasalahan yang ditemui. Lumayan buat referensi saya yang lagi garap skripsi juga.
<a href="http://www.masjamal.com>Mas Jamal</a>
permisi maaf kl boleh tau ini refrensi buku yang di gunakan judulnya apa ya? dan pengarangnya siapa ya? terimaksih sebelumnya
ReplyDelete