May 26, 2013

Model Pembelajaran TSTS

Pengertian Model Pembelajaran TSTS
Model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS). Pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Lie, 2010), dimana struktur ini merancang sebuah pembelajaran kelompok dengan cara siswa bekerja sama dalam kelompok belajar yang heterogen yang masing – masing kelompok terdiri dari empat orang dan bertujuan untuk mengembangkan potensi diri, bertanggung jawab terhadap persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif teknik TSTS siswa akan terlibat aktif semuanya dalam proses pembelajaran, baik sebagai tamu maupun sebagai penerima tamu. Menurut Richardson dalam Irianti (2006) keterlibatan siswa secara aktif adalah learning by doing. Siswa harus ikut berbuat sesuatu untuk memperoleh ilmu yang
mereka cari.

Tahapan-tahapan dalam Model Pembelajaran TSTS
Pembelajaran kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut.
1.      Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku.

2.      Presentasi Guru
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

3.      Kegiatan Kelompok
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesai-kan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

4.      Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.

5.      Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.

Langkah-langkah Model Pembelajaran TSTS
Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray seperti yang diungkapkan, antara lain:
1.      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa.
Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen seperti pada pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling mendukung.
2.      Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.
3.      Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang.
Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir.
4.      Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain.
Struktur Two Stay Two Stray yang dimaksud tampak seperti pada gambar berikut ini:

Struktur Two Stay Two Stray
5.      Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
6.      Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
7.      Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
8.      Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
Terdapat beberapa kendala yang biasanya selalu muncul dalam penerapan metode pembelajaran TS-TS ini berdasarkan pengalaman saya di lapangan, adalah sebagai berikut:
a.       Alokasi waktu. Penerapan metode TS-TS membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Dimulai dari persiapan pembagian kelompok, diskusi dan presentasi siswa. Guru harus benar-benar bisa mengelola alokasi waktu pembelajaran dengan baik sehingga, pembelajaran tidak sia-sia dan materi ajar tersampaikan.
Solusi: Bila tidak memungkinkan semua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas, cukup beberapa kelompok (2-3 kelompok) saja yang mempresentasikannya, atau tergantung sisa waktu yang tersedia. Hasil kerja sisa kelompok yang lain bisa dikumpulkan sebagai tugas dan mendapat giliran tampil di pertemuan selanjutnya.
b.      Pelaksanaan pada saat bertamu. Guru harus benar-benar menerangkan kepada siswa mengenai maksud dan tujuan dari bertamu. Siswa terkadang masih kebingungan untuk saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Karena tujuan dari berbagi informasi disini bukan untuk mencontek hasil jawaban dari kelompok lain.
Solusi: Setiap kelompok sebaiknya diberi materi yang berbeda. Sehingga benar-benar terjadi pertukaran informasi yang bukan sekedar mencontek jawaban dalam kegiatan diskusi. Hal ini juga berguna untuk mengatasi masalah alokasi waktu tadi, agar tujuan pembelajaran cepat tercapai oelh siswa.
c.       Pembagian kelompok.  Pembagian kelompok sangat berpengaruh dalam suatu diskusi agar tidak tumpang tindih antara siswa kelompok tinggi dan siswa kelompok rendah. Kelompok siswa sebaiknya dibentuk secara heterogen, misalnya satu kelompok terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 1 siswa berkemampuan rendah).

Penghargaan Model Pembelajaran TSTS
Tujuan penghargaan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray serta pemberian apresiasi atas kerja yang telah dilakukan selama pembelajaran. Format tahap ini yaitu masing-masing siswa diberi kuis berisi pertanyaan-pertayaan dari hasil pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray, yang dilanjutkan  pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
Kelebihan Model Pembelajaran TSTS
Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari model TSTS adalah sebagai berikut.
a.       Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan
b.      Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna
c.       Lebih berorientasi pada keaktifan.
d.      Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya
e.       Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
f.       Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
g.      Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

Kelemahan Model Pembelajaran TSTS
Adapun kekurangan dari model TSTS adalah:
a.       Membutuhkan waktu yang lama
b.      Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok
c.       Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga)
d.      Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Kesimpulan Model Pembelajaran TSTS
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model TSTS adalah siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Kekurangan model pembelajaran TSTS adalah teknik ini membutuhkan persiapan yang matang karena proses belajar mengajar dengan model TSTS membutuhkan waktu yang lama dan pengelolaan kelas yang optimal. Selain itu berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disarankan bahwa dalam menerapkan model Two Stay Two Stray hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. Bagi guru selanjutnya disarankan agar tidak hanya menilai hasil belajar tapi juga menilai segala aktivitas atau keaktifan setiap siswa dalam melaksanakan langkah-langkah model ini.

3 comments:

  1. Bisa minta referensi buku yang menjelaskan metode TS-TS?
    Rencana skripsi saya menggunakan metode tersebut.
    Terimakasih.

    ReplyDelete
  2. Hahaha...
    Pas banget nih ada yang udah praktekin TSTS dan menjabarkan solusi dari permasalahan yang ditemui. Lumayan buat referensi saya yang lagi garap skripsi juga.

    <a href="http://www.masjamal.com>Mas Jamal</a>

    ReplyDelete
  3. permisi maaf kl boleh tau ini refrensi buku yang di gunakan judulnya apa ya? dan pengarangnya siapa ya? terimaksih sebelumnya

    ReplyDelete